Kamis, 12 Oktober 2017

DUKA SUKA TINGGAL DI KEBUN


Sudah dua tahun lebih aku tinggal dikebun, kebun kelapa sawit di Kalimantan Barat. Bukan karena keinginanku tapi karena tuntutan kerja yang mengharuskan aku tinggal dikebun. Walaupun sebelumnya aku bukan tinggal dikota-kota amat tapi setidaknya tempat asalku tidak jauh dari fasilitas kekotaan.  Pengalaman inilah yang membuat aku ngerti kalau hidup dikebun ternyata nggak melulu duka tetapi setelah terbiasa tidak sedikit hal-hal suka juga aku alami disini.  Duka dan suka apa aja yang aku alami selama tinggal dikebun mudah-mudahan bisa jadi referensi kalian yang kebetulan dapat tawaran kerja dikebun. Setelah membaca ini nantinya mudah-mudahan tidak kaget ketika tinggal dikebun karena udah ada persiapan. 

Baiklah, diawali dari duka yang ku alami selama tinggal dikebun yang mungkin lebih kearah kurangnya fasilitas, seperti:  

1. Kemana-mana Jauh




Tinggal dikebun mau kemana-mana jauh. Bahkan mau kekampung sebelah aja jauh. Itu karena dataran kebun lebih banyak diisi oleh tanaman daripada perumahan. Jadi kalau mau kekampung sebelah harus melewati berblok-blok kebun terlebih dahulu  apalagi kalau mau kekota terdekat untuk membeli keperluan-keperluan. Aduh... ampun jauhnya. Kota terdekat dari tempat ku tinggal itu kalau ditempuh menggunakan motor dengan kecepatan normal lebih kurang selama 1 jam. Huhhh... Ekstra sabar deh kalau mau tinggal dikebun.

2. Jalan Rusak

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0aEVi2Z6S89QF52WKRMbVr_el9vvHSh4s9PtopJdYvEQwH_uQK3u8PR0L6gJ6QM54jXtpesLs44JFSxOizKu9abuD6VSq1cfV5HnnOPrqlHqr2iRy0YmS0Sex-kk1pZWZ7rHV5wxfduk/s4600/Jalan+Rusak.JPG

Jalanan dikebun kebanyakan belum diaspal. Lubang dijalan ada dimana-mana bahkan jauh dari kata layak. Kalau hujan 'becek' dan kalau kering 'berdebu'. Hmmm.. udah bisa dibanyangin dong susahnya gimana diperjalanan. Udah kemana-mana jauh ditambah lagi  jalanan rusak. Hadeh... capek brohhhhh.

3. Sinyal Susah
 
Jangankan mau internetan kencang, nelpon aja udah susah.  Bukan berarti dikebun tidak ada sinyal. Hanya saja harus tau tempat-tempatnya dimana saja kuliatas sinyalnya yang bersahabat dan bisa dimanfaatkan untuk menelpon dan internetan seadanya. Bisa dibilang orang yang tinggal dikebun memiliki keahlian mencari tempat sinyal yang ghoib seperti dukun yang tau dimana tempat berhantu. Aku sendiri udah hafal banget dimana aja tempat sinyal pada hangout. Kalau dirumahku sinyalnya itu ada disudut kamar atas lemari, kalo dikantor lokasinya didapur biasa sambil ngopi, diwarung bang nias  pojokan dekat tiang teras, bahkan aku tau level kekuatan sinyal dirumah temen-temenku. Biarpun aku tau dimana tempat-tempatnya, tetep aja ribet. Inilah yang membuatku  Si Kebuners (sebutan untuk orang yang tinggal dikebun) jarang bisa update.

Sejauh ini itulah duka yang ku alami selama menjadi Kebuners. Sedangkan suka yang ku alami ketika tinggal dikebun itu lebih berbau hal-hal yang baru ku temui ketika menjadi Kebuners seperti :

1. Memiliki Standart Kebahagiaan yang Simple
 
Yang ku tau kebahagiaan seseorang itu relatif. Ada orang yang bahagia ketika punya uang banyak, punya gadget high-end, punya pacar cantik, bisa keliling dunia, de-el-el. Itu aku anggap standart kebahagiaan yang sulit dan perlu usaha untuk mendapatkannya. Sedangkan setelah aku tinggal dikebun, aku punya kebahagiaan yang simple. Contohnya bisa ke mall, ngeliat indomaret, dapat sinyal  3G apalagi 4G, naek motor diaspal, ngopi item bareng temen, nobar motoGP sambil jerit-jerit dan macem lainnya. Mungkin menurut kalian itu biasa banget karena itu mudah kalian mengaksesnya tapi menurut kami itu adalah kebahagiaan yang hakiki dan tidak ada duanya.

2. Boleh Ngutang

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRCoVBBdFZgWVAPqhOZjfY1rJjYq3mS1SD6ifkoZiRzk2W1ID9JTeFo2kZYCJlb6w7KTbrspILer7I6utwaRM8atd6aosX_s39YgfLZMmvdjuinsHbPQUC8k7GrgKFUvLYNEOBMDlE6So/s4600/Boleh+Ngutang.JPG
Pic : Bang Nias pemilik warung yang sedang menulis bon utang
 
Mungkin ini cuma ada dikebun tempat ku tinggal dan aku nggak tau dikebun lain. Nama dan wajah yang sudah dikenal pemilik warung adalah kartu kredit dikebun.  Di kebun ke warung nggak perlu bawak duit, yang penting dikenal. Cukup ambil aja belanjaan abis itu tinggal sebutin nama atau scan wajah ke mata penjaga warung, udah kelar deh! Ya tapi nggak gratis saudara-saudara karena setiap gajian tagihan utang sudah menunggu untuk dibayarkan. Itu membuat ku gak kenal tanggal tua muda, apa yang ku pengen bisa utang dulu di warung. Ngutang juga gak sembarang utang. Sistem ngutang dikebun begitu kompleks dimana track record tepat waktu membayar utang adalah rating buat penghutang. Yah... beda tipis sama dunia perutangan diperbankanlah. 

3. All Real Friend




Real friend disini maksudnya temen beneran yang berinteraksi secara langsung. Bukan teman imajinatif seperti teman yang berinteraksi melalui smartphone/social media. Bukan berarti orang yang tidak tinggal dikebun tidak punya real friend. Tetapi berhubung dikebun kurang memungkinkan untuk berinteraksi melalui sosial media dengan mengandalkan sinyal minim jadi mau tidak mau real friend dikebun lebih banyak menggunakan interaksi langsung. Contoh simplenya orang-orang dikebun saling kenal dengan orang dilingkungan sekitarnya kalau dikota bahkan tetangga sebelahnya saja terkadang tidak saling kenal. Jadi asyiknya punya real friend itu mereka nyata. yaaa itu !

Itu aja pengalaman duka suka selama tinggal dikebun dan mungkin tidak selalu sama dengan kebun-kebun lain. Eh iya, kalo ada yang nanya kenapa judulnya duka suka bukan suka duka itu karena ketika pertama kali aku ke kebun awalnya duka dulu yang ku rasakan setelah terbiasa baru suka yang aku dapati. Nah.. buat manteman yang punya pengalaman tinggal dikebun silahkan tinggal komentar dibawah.

0 comments:

Posting Komentar

Kalo mau kementar, komentar aja gak usah malu. Tapi kalo bisa yang baik dan sopan supaya enak dibacanya. Yaudah komentar gih (-_~)