Selasa, 26 Mei 2020

Gugup

Setelah shalat shubuh aku pun melihat ada pesan whatsapp di grup kerja. Salah satu pesan yang menjadi sorotanku yaitu manager berpesan kalau pagi ini akan dilaksanakan briefing untuk semua staff dan karyawan dihalaman kantor jam 07.00 WIB. Akupun langsung berpikir dan menyiapkan apa saja yang mau ku sampaikan dikesempatan briefing nanti. Ini dikarenakan disetiap ada briefing pagi semua staff dan manager diberi kesempatan untuk menyampaikan arahan dan himbauan didepan semua karyawan.

Karena hari itu hari pertama masuk kerja setelah libur lebaran idul fitri. Maka dipikiranku, nanti aku tidak akan menyampaikan banyak hal cuma sekedar minta maaf lahir bathin. Akupun merasa tenang karena sudah mendapatkan topik yang hendak ku sampaikan nanti.

Aku segera siap-siap untuk untuk pergi bekerja seperti biasa. Singkatnya sampailah aku dihalaman kantor yang sudah dipenuhi oleh karyawan dan staff yang sudah mulai berkumpul. Jam pun sudah menunjukkan jam 7 pagi, security pun mulai memberi ancang-ancang agar merapikan barisan.

Saat itu aku ada dibarisan depan bagian tengah para staff dan menghadap ke barisan karyawan. Setelah manager datang, dimulailah briefing pagi itu. Satu-satu staff mengucapakan selamat idul fitri dan mohon maaf lahir bathin  serta arahan kedepartemennya masing-masing dimulai dari sebelah kanan ke kiri dengan lancar dan tertib.

Tibalah giliranku dan entah kenapa tiba-tiba aku gugup. Aku mengawali dengan mengucapkan salam selamat pagi begitu lantang dan lumayan keras yang aku harap menambah semangat orang yang mendengarnya. Tapi entah kenapa aku malah diciutkan oleh suaraku sendiri. Semua kalimat yang aku siapkan dalam otak menghilang dan seperti tak mau keluar ketika dibutuhkan. Kalimat patah-patah per kata yang coba ku susun terasa tidak benar dan malah terasa salah. Aku terus mencoba menata kata-kata tapi malah semakin kacau.  Ku tatap wajah orang-orang yang ada didepanku malah membuatku semakin keringat dingin dan lututku bergetar. Ku percepat apa saja yang bisa sampaikan dan terdengar ngasal bahkan untuk diriku sendiri udah ngerasa enggak benar.

setelah mengucapkan salam aku kembali kebarisan staff dengan tertunduk dan pikiran kacau. Sampai-sampai apa yang disampaikan oleh staff berikutnya tak lagi ku dengar. Karena aku rasa suara pikiranku lebih keras saat itu. Sampai briefing pagi itu selesai aku hanya bisa tertunduk dan merasa malu dan enggak berani melihat wajah-wajah rekan kerjaku. Rasanya malu dan pikiran kacau banget.

Sampai tulisan ini dibuat pikiranku masih gak karuan memikirkan kerjadian pagi itu. Apalagi pada saat itu manager sempat menyindirku. Sepanjang hari aku kepikiran dan berharap semoga situasi itu  menghilang dari pikiranku atau setidaknya membuatku menjadi lebih tenang lagi dari sebelumnya. 

Dari sini aku sadar terkadang persiapan malah membuat aku gugup dan malah yang dadakan itu bikin aku lepas aja enggak ada beban. Karena persiapan hanya membuat kita was-was dan ketika hal tersebut tidak sesuai dengan persiapan aku malah semakin gugup. Intinya aku malu banget saat itu.

0 comments:

Posting Komentar

Kalo mau kementar, komentar aja gak usah malu. Tapi kalo bisa yang baik dan sopan supaya enak dibacanya. Yaudah komentar gih (-_~)