Minggu, 19 Juni 2022

Pilekan Berujung Operasi

Mempunyai hidung yang sensitif itu sungguh mengganggu. Sensitif disini bukan berarti penciuman yang super tajam seperti hidung belang hewan anjing ya. Melainkan hidung yang gampang pilekan (ingusan). Dingin dikit pilek, debuan dikit pilek, bau menyengat dikit pilek, kecapean dikit pilek, bahkan begadang juga bikin aku pilek. Kebayangkan gimana kehidupan sosialku dikala pandemi. Dicurigai mulu, padahal beberapa kali di tes PCR hasilnya negatif tapi tetap aja dapet tatapan curiga dari orang-orang sekitar.

Dikeluargaku sendiri, ayahku juga pilekan. Dari sini aku yakin pilekanku ini gen turunan dari ayahku. Tapi untungnya mamak dan kedua adikku memiliki hidung yang normal (enggak pilekan).  Bisa dibilang pilek ini emang sudah ditakdirkan untuk mendampingi kehidupanku. Pilekan yang sudah aku idap sejak lama ini membuat aku terbiasa dan punya siasat-siasat tersendiri untuk sedikit meredakannya. Bukan karena ahli tapi udah jadi kebiasaan aja. 

Yang namanya penyakit pastilah ada obatnya. Aku pun konsultasi dong ke dokter THT (Telinga Hidung Tenggorokan). Setelah konsultasi aku baru tau kalau hidungku alergian (alergi dingin, debu, bau menyengat, dll) dan itu gak bisa diobatin. Selain alergian dokter juga setelah melihat saluran hidungku menggunakan kamera super kecil. Ternyata saluran hidungku itu ada penyempitan yang memperparah hidung alergianku menjadi sering meradang. Aku pun bertanya, jadi apa solusinya dok? yang kira-kira seperti inilah jawabannya "Seperti saya sampaikan sebelumya, alerginya tidak bisa diobati tapi kalau penyempitan saluran hidung/konka hipertrofi itu bisa kita lakukan operasi kecil hanya untuk membuat hidung anda menjadi lebih lega dan tidak sering radang lagi".

Awalnya aku mikir, buat apa operasi? toh itu enggak menyembuhkan. Tapi kalau aku gak operasi berarti aku pasrah dong dengan penyakitku. Akupun mengiyakan saran dokter untuk melakukan operasi walaupun toh ini tidak menyembuhkan alergi hidungku. Tapi tetap aku lakukan daripada tidak melakukan tindakan apa-apa, ya.....setidaknya ada upgrade yang mudah-mudahan ada perbaikan buat hidungku. 



Sebelum Operasi

Aku harus melakukan rawat inap selama 4 hari dirumah sakit sendirian (namanya juga anak rantau dan peraturan RS yang kalau mau jenguk harus swab antigen dulu bikin temen-temen aku yang mau datang juga aku larang). satu hari aku disuruh puasa/tidak makan selama 6 jam atau 9 jam gitu sebelum operasi. Sebelum operasi juga disitu aku minta doanya dari orang tua dan temen agar diberi kelancaran. Dihari berikutnya aku melakukan operasi , yang btw operasi konka hipertrofi ini dikategorikan sebagai operasi ringan, jadi enggak begitu menakutkan seperti yang dibayangkan.  Dan karena yang harus dioperasi anggota bagian kepala jadi dilakukanlah anastesi total atau bius tidur. Selama proses operasi aku sama sekali enggak tau apa-aapa. Aku cuma ingat ketika masuk ruang operasi dan begitu sadar aku sudah didalam ruangan inapku lagi.

Siuman setelah operasi

Yang aku rasakan setelah selesai operasi, hidung malah berasa sumbat kayak ketutup (yang ternyata hidungku disumbat kain kasa untuk menghentikan pendarahan setelah operasi) dan sedikit perih yang sesekali mengeluarkan sedikit darah. Setelahnya.... aku cuma tidur-tiduran aja dan selama rawat inap yang datang hanya perawat untuk mengatar makanan untukku, menyuntikan obat dan menanyakan gimana kondisiku apakah ada keluhan atau tidak. Alhamdulilah selama operasi dan setelahnya lancar-lancar aja tanpa ada kendala apapun.

Setalah 4 hari akhirnya aku pun dibolehkan pulang dan dokter sudah memastikan tidak lagi ada pendarahan bekas operasi dihidungku. Aku pulang dengan dibekali obat yang harus rutin diminum setalah makan dan obat tetes hidung dan aku diminta untuk datang kontrol seminggu kemudian. Karena ketika aku dibolehin pulang, disitu hidung masih belum reda karena masih ada pembengkakan bekas operasi.

Lucunya begitu aku kembali bekerja setelah rawat inap, temen-temen keheranan karena mereka melihat tidak ada bekas operasi dihidungku. Ya iyalah, yakan yang dioperasi saluran lubah hidung bukan hidungku yang dibelah. Seminggu kemudian aku datang lagi kedokter untuk kontrol dan disitulah aku udah mulai merasa hidungku menjadi lebih lega. Sampai sekarang 1 bulan selesai operasi (saat tulisan ini dibuat), hidungku jadi lebih sehat dan enggak gampang pilek/flu yang sepertinya hidungku jadi gak sensitif seperti sebelum-sebelumnya. Dan aku sangat bersyukur banget karena sekarang aktivitasku udah enggak terganggu ama pilek-pilek lagi dan senenglah pokoknya.  Semoga kedepannya dan seterusnya kita terus diberikan kesehatan, amiiin:)

 

Continue reading Pilekan Berujung Operasi

Kamis, 16 Desember 2021

Percebokan Duniawi

pict source : https://bobo.grid.id/


Saat aku lagi nangkring di WC duduk, tiba-tiba aja kepikiran sesuatu. Aku heran kenapa tiba-tiba kepikiran gimana sebenernya tata cara cebok yang bener. Kalau tata cara cuci tangan yang baik dan bener kita pasti udah pada tahu, karena selama pandemi kita banyak diedukasi di media-media. 

Tapi kalau tata cara cebok yang bener seumur-umur ilmunya cuma satu yaitu dari ortu dan itu juga cuma diajari diwaktu kita masih kecil, itu seingat aku. Tapi gak pernah melihat praktiknya langsung. Ini yang membuat aku bertanya-tanya, "Sudah benarkah tata cara cebokku selama ini? Jangan-jangan selama ini cebokku salah, dan ini alasan yang membuat mental dan prilaku ku menjadi tidak normal?". 

Rasa penasaran ini pun menjadi rasa ingin tahu yang begitu menggebu-gebu.

Aku pun coba search di youtube tapi yang muncul video orang luar yang menampilkan guru TK yang lagi mempraktekkan cebok menggunakan tisu dengan dua balon sebagai contoh pantat. Ada juga video WC canggih yang ada dijepang dimana tinggal tekan tombol maka alat akan mencebokin kita secara otomatis. Kita tau di indonesia bukan kulturnya cebok menggunakan tisu dan WC di indonesia gak secanggih seperti dijepang.  Pencarianku pun berujung kehampaan karena tidak menemukan video praktek cebok yang aku inginkan.

Aku masih di WC duduk. Aku pun selasai buang hajat. Tapi ada yang gak biasa, aku kesulitan cebok di WC duduk. Aku bingung darimana harus masukkan tangan, dari depan atau dari belakang, belum lagi airnya harus di tuang dari celah mana. Lubang WC duduk begitu sempit sangat tidak cocok dengan kita orang indonesia yang cebok menggunakan air. Alhasil akupun tidak jadi cebok dan menundanya untuk cebok begitu menemukan sungai terdekat.

Buat kalian yang tau cara cebok yang bener, tolong share dong dikolom komentar. Jangan pelit sama ilmu ! biar yang lain juga pada tau.

Continue reading Percebokan Duniawi

Rabu, 17 November 2021

Suka Kucing Tapi Tidak Dipelihara

Aku menyukai kucing. Dimana aja aku menemukan kucing selalu aja ingin mengelusnya. Tapi aku tidak memelihara kucing. Bukan karena gak mau repot dan keluar biaya buat makan serta perawatannya. Kalau suka kucing, mau keluar duit dan dibikin repot juga gak masalah bahkan menjadi babunya pun aku rela. Tapi beda ceritanya kalau takut menelantarkanya. Penyuka kucing pastilah bakal gak tega kalo kucing kalian enggak keurus dan terlantar.

Sebagai orang yang tinggal dikontrakan sendiri dan full day berada dikantor tentu memelihara kucing bukanlah menjadi pilihan yang bijak. Meninggalkan kucing sendiri dirumah juga bukan keputusan yang baik. Kondisi inilah yang membuat aku memutuskan untuk tidak memelihara kucing walaupun menyukainya. 

Jadi aku punya kebiasaan baru dimana sebelum berangkat dan sepulang kerja. Aku biasa meletakkan makanan kucing diteras rumah. Ya. . . aku memang tidak memelihara kucing tapi aku selalu menyetok makanan kucing dirumah. Beberapa kucing bahkan sudah hafal dan biasanya sudah menunggu didepan teras kontrakkanku. Momen inilah yang membuat aku berasa memelihara kucing.

Pernah kejadian dimana ada seekor kucing betina yang aku belum pernah lihat sebelumnya, datang dan  ikut makan dengan kucing lainnya. Aku sih ngiranya ini kucing punya tetangga karena kalau aku lihat kucingnya terurus dan bersih. Biarpun begitu tetap saja ku beri makan seperti kucing lainnya yang notabene emang punya tetangga. Setelah aku kasih makan ternyata dia juga jadi rutin datang ke kontrakanku. Suatu hari aku mau keluar rumah dab aku lihat kucing betina itu sudah bersama anak-anaknya yang masih mungil sebanyak 6 ekor lucu-lucu dan keliatan polos belum berdosa. Sepertinya kucing betina itu ingin aku memelihara dia dan anaknya. Masuk kontrakan saja gak pernah ku ijinkan, malah ku biarkan saja diteras walaupun merengek-rengek pengen masuk ala-ala kucing manja gitu. 

Bahkan pernah saat hujan lebat aku merasa kasian sama mereka tapi tetap saja ku biarkan di teras kedinginan. Tapi mereka masih aja betah diteras. Rasa kasian dan ingin memelihara kucing-kucing itu sebenarnya ada tapi selalu aku urungkan niat itu. Semenjak kucing betina dan anaknya ada diteras kontrakanku membuat kucing-kucing lain yang biasa datang pun tidak lagi keliatan. Aku juga tidak mau mengusir kucing-kucing itu dan aku biarkan diteras. 

Dari kejadian itu aku yang suka ngelus-ngelus kucing ini. Harus mengakui kalo aku bukanlah pecinta kucing sejati. Aku hanyalah si pengelus kucing dan bukan pecinta kucing. Mungkin kata-kata ini yang paling cocok buatku "mencintai tak harus memelihara, aku hanyalah mengagumimu tapi tidak untuk memilikimu". Kok tiba-tiba aku jadi melow miauw miauw gini... hehehehe.... 

Saat ini mungkin karena aku masih melajang. Kalau saja nanti aku sudah punya istri (semoga) dan dia  penyuka kucing juga seperti aku. Kemungkinan besar nanti kami bakal pelihara binatang berbulu ini. Tulisan ini pun juga cuma berakhir dengan angan-angan.




Continue reading Suka Kucing Tapi Tidak Dipelihara

Rabu, 27 Oktober 2021

Cerita Kesendirian


Walaupun tidak benar-benar sendiri. Masih ada ibu-ibu yang jualan nasi kuning dan bubur yang jadi langganan sarapan pagiku. Juga ada temen sekantor dikala kerja dan saat ada kegiatan olahraga diakhir pekan. Diluar itu semua aku mau bilang kalau aku sedang sendiri. Sendiri limited versiku.

Sebelum aku sampai dikota Palangka Raya, aku berekspetasi bakal lebih ramai dari tempatku sebelumnya. Ternyata ditempat ramai tidak menjamin membuatmu tidak merasa sendiri. Sampai sekarang kenalanku hanya sebatas lingkungan kantor enggak lebih. Wajar aja sih karena aku bukan tipe orang yang bisa langsung kenalan dengan orang yang baru ketemui. Coba aja udah kenal, ugal-ugalan.

Kegiatan chating juga tidak ada yang continyu kecuali masalah kerjaan. Dewasa ini semakin males sama hal yang basa-basi walaupun kadang masih ada sesekali keluar celetukan basa-basi keteman-teman lewat sosial media. Bisa dibayangkan keseharianku hanya diisi dengan bekerja, bekerja dan diselingi ibadah tentunya. Ku akui sih tidak cukup tenaga untuk berkegiatan selepas pulang kerja. Mungkin faktor itulah yang membuat sendiri tidak begitu buruk. Selepas kerja memang kesendirianlah yang aku butuhkan, untuk beristirahat melepas lelah. Tidak ada itu energi lebih untuk chat atau ngobrol hal apa yang udah dilalui hari ini dengan orang lain.

Untungnya diakhir pekan masih bisa diisi dengan kegiatan olahraga dengan teman kantor. Setidaknya bisa mengeluarkan hormon erdorfin lewat keringat. Ini yang bikin jadi enggak stres-stres amat. Aku yakin seandainya diakhir pekan tidak ada kegiatan pasti bingung mau ngapain dan ujung-ujungnya jadi stres. Kegiatannya rutin kami lakukan dihari sabtu sore bermain badminton dan minggu paginya sepedahan. Setidaknya diakhir pekan udah gak perlu kepikiran lagi mau ngapain.  

Kalo soal pasangan yaitu tadi udah kayak gak ada energi lagi. Nyelow aja gitu, yang penting bisa istirahat cukup aja gitu. Kalau ditanya takut enggak melajang terus? malah dipikiran aku bakalan kuat enggaknya kalau aku berkeluarga. Secara... energi udah banyak kebuang dikerjaan. Bakalan keurus enggak keluargaku nanti kalau pulang aja energi minus seribu. Walaupun ada yang bilang bisa dan nyeletuk "bukan kamu aja yang kerja didunia ini dan mereka berkeluarga". Benar juga pikirku. Ya... aku gak putus asa kok buat cari pasangan tapi mungkin waktunya aja belum dipertemukan. Sudah ada yang ngatur kok, untuk apa dikhawatirkan.

Sendiri? gak begitu buruk kok, untuk sendiri versiku. Masih ada hal yang menyenangkan diluar punya pasangan. Aku pernah dengar dan membenarkan kata-kata seseorang, begini katanya "kebahagian itu ada didalam dirimu bukan apa yang kau cari diluar dirimu". So... untuk sekarang jalani aja kesendirian ini karena kita enggak tau kedepannya kayak apa. Bisa jadi begitu punya pasangan gak bisa punya waktu sendiri padahal pengen punya waktu sendiri. Siapa yang tau.

 

Continue reading Cerita Kesendirian